Alam
Semesta
Alam semesta merujuk kepada kesemua
benda yang wujud, sama ada dapat dilihat , atau tidak dapat dilihat .
Benda-benda di dalam alam semesta dapat di bahagikan kepada dua kumpulan utama,
iaitu benda hidup atau benda mati.
2. Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang
terikat oleh gravitasi yang terdiri atas bhintang (dengan segala bentuk
manifestasinya. Galaksi yang
sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau kita cermati
agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar diumpamakan
dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni bintang
bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di langit.
Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat
nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari
samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini
dibuktikan dengan ukannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan
lebar 10 tahun cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat
galaksi.
Galaksi merupakan sekumpulan
bintang, planet, gas, dan debu yang kesemuanya itu membentuk suatu komponen
yang cukup besar sehingga dapat diamati dengan cukup mudah di tengah maha
luasnya alam semesta. Galaksi terkecil mengandung beberapa juta bintang,
sedangkan yang terbesar bisa jadi menampung sebanyak satu triliun bintang.
3. Tata Surya
Tata surya
terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti
satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih
hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu bintang. Tata surya
adalah bagian kecil dari galaksi.
Kita kenal
dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sebilan planet
tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam
adalah planet yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus,
Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang
sekarang tereliminasi– termasuk planet luar.
Teori Terbentuknya Alam Semesta
1. Teori Dentuman atau Teori Ledakan
Teori Dentuman menyatakan bahwa ada
suatu massa yang sangat besar yang terdapat di jagad raya dan mempunyai berat
jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya
meledak dengan hebatnya. Massa yang meledak kemudian berserakan dan mengembang
dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan. Setelah
berjuta-juta tahun massa yang berserakan membentuk kelompok-kelompok dengan
berat jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula. Kelompok-kelompok
tersebut akhirnya menjadi galaksi yang bergerak menjauhi titik intinya. Teori
ini didukung oleh adanya kenyataan bahwa galaksi-galaksi tersebut selalu
bergerak menjauhi intinya.
2.
Teori Bing Bieng
Teori Big Bang dikembangkan oleh
George Lemarie. Menurut teori ini pada mulanya alam semesta berupa sebuah
primeval atom yang berisi materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika
atom ini meledak dan seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul
dua gaya saling bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang lainnya
dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya kosmis lebih dominan
sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
3. Teori Creatio Continua
Teori Creatio Continua dikemukakan
oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat diciptakan
alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada
atau dengan kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan
berakhir. Pada setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap.
Partikel-partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan
bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Partikel yang dilahirkan lebih
besar dari yang lenyap, sehinggamengakibatkan jumlah materi makin bertambah dan
mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas
kritis pada 10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan
kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah hidrogen dan
hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat lainnya.
4. Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berdasarkan adanya suatu
siklus dari alam semesta yaitu massa ekspansi dan massa kontraksi. Diduga
siklus ini berlangsung dalam jangka waktu 30.000 juta tahun. Pada masa ekspansi
terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut
didukung oleh adanya tenaga-tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen
yang pada akhirnya akan membentuk berbagai unsur lain yang kompleks.
Pada masa kontraksi terjadi galaksi
dan bintang-bintang yang terbentuk meredup sehingga unsur-unsur yang terbentuk
menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori
ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa partikel-partikel yang ada pada
saat ini berasal dari partikel-partikel yang ada pada zaman dahulu.
Sumber Bacaan
·
Jasin, Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rajawali Pers,
2008.
·
Purnama, Heri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
·
Bayong Tjasyono HK, Ilmu Kebumian dan Antariksa, Bandung: Rosda,
2009
·
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 2008